Jenis-jenis Model Penelitian
Penelitian (research) pada
dasarnya adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri
keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan
penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal sehingga terjangkau
oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat
diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui
cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya, proses yang digunakan dalam
penelitian itu menggunakan langkah-langkah yang tertentu yang bersifat logis. Setiap
penelitian mempunyai tujuan dan kegunaan tertentu. Secara umum tujuan
penelitian ada tiga macam yaitu bersifat penemuan, pembuktian, dan
pengembangan. Berikut adalah jenis-jenis atau model penelitian
A. Menurut
Bidangnya
1.
Penelitian Akademis
Penelitian akademis adalah
penelitian yang dilakukan oleh para mahasiswa dalam membuat skripsi, tesis,
disertasi. Penelitian ini merupakan sarana edukatif sehingga lebih mementingkan
validitas internal (caranya yang harus betul). Variabel penelitian terbatas dan
kecanggihan analisis disesuaikan dengan jenjang pendidikan S1, S2, S3.
2.
Penelitian Professional
Penelitian profesioanal adalah
penelitian yang dilakukan oleh orang yang berprofesi sebagai peneliti (termasuk
dosen). Tujuannya adalah mendapatkan pengetahuan (ilmu, teknologi, dan seni)
baru. Variabel penelitian lengkap, kecanggihan analisis disesuaikan dengan
kepentingan masyarakat ilmiah. Penelitian dilakukan dengan cara yang betul (validitas
internal) dan hasilnya dapat berguna untuk pengembangan ilmu.
3.
Penelitian Institusional
Penelitian institusional
adalah penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan informasi yang dapat
digunakan untuk pengembangan lembaga. Hasil penelitian akan sangat berguna bagi
pimpinan untuk pembuatan keputusan. Hasil penelitian lebih menekankan pada
validitas eksternal (kegunaan), variable lengkap (kelengkapan informasi), dan
kecanggihan analisis disesuaikan untuk pengambilan keputusan.
B. Menurut
Tujuannya
1.
Penelitian Murni (Penelitian Dasar)
Penelitian murni (penelitian
dasar) adalah penelitian yang dilakukan diarahkan sekedar untuk memahami
masalah dalam organisasi secara mendalam (tanpa ingin menerapkan hasilnya).
Penelitian dasar bertujuan untuk mengembangkan teori dan tidak memperhatikan
kegunaan yang langsung bersifat praktis. Penelitian ini biasanya dilakukan di
laboratorium. Jadi penelitian murni/dasar berkenaan dengan penemuan dan
pengembangan ilmu.
2.
Penelitian Terapan
Penelitian terapan adalah
penelitian yang diarahkan untuk mendapatkan informasi yang dapat digunakan
untuk memecahkan masalah. Penelitian terapan dilakukan dengan tujuan
menerapkan, menguji, dan mengevaluasi masalah-maslah praktis sehingga dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan manusia, baik secara individual maupun kelompok.
Masalah penelitian terapan ditetapkan untuk mencari solusi yang dapat
dimanfaatkan manusia. Oleh karena itu, hasil pnelitiannya berupa jawaban nyata
dan dapat dirasakan langsung oleh masyarakat yang dituju.
C.
Menurut Metode
1.
Penelitian Survey
Penelitian survey adalah
penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil tetapi data yang
dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut,
sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan
antar variabel sosiologis maupun psikologis. Penelitian survey dilakukan untuk
mencari keterangan yang faktual dan memperoleh fakta dari gejala yang ada.
Selain itu, penelitian survey dapat digunakan untuk mendapatkan data dari
tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan
perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, test,
wawancara terstruktur, dan sebagainya. Hasil dari penelitian suvey dipakai
untuk pembuatan rencana dan pengambilan keputusan.
2.
Penelitian Expostfacto
Penelitian expostfacto adalah
penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi yang
kemudian merunut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat
menimbulkan kejadian tersebut. Penelitian expostfacto digunakan untuk
menyelidiki hubungan sebab akibat yang mana antarvariabel tidak bisa
dimanipulasi oleh peneliti. Penyelidik mendesain penelitian untuk membandingkan
dua atau lebih sample yang memungkinkan dipelajari setelah perilaku atau
kondisi tertentu terjadi. Peneliti tidak memanipulasi apa yang terjadi pada
subjek tetapi peneliti memfokuskan pada apa yang telah terjadi secara berbeda
pada kelompok subjek
3.
Penelitian Eksperimen
Penelitian eksperimen adalah
suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap
variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat. Variabel
independennya dimanipulasi oleh peneliti. Penelitian ini bertujuan untuk
menemukan hubungan sebab-akibat dan pengaruh faktor-faktor pada kondisi
tertentu. Dalam bentuk yang paling sederhana, pendekatan eksperimen ini
berusaha untuk menjelaskan, mengendalikan, dan meramalkan fenomena seteliti
mungkin. Dalam penelitian eksperimen banyak digunakan model kuantitatif.
4.
Penelitian Naturalistik
Penelitian naturalistik yang
sering disebut dengan penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan
untuk meneliti pada kondisi obyek alami (sebagai lawannya) dimana peneliti
adalah sebagai instrumen kunci. Contoh : Sesaji terhadap keberhasilan bisnis.
Dalam penelitian naturalistik peneliti tidak membuat perlakukan karena peneliti
dalam mengumpulkan data bersifat emic yaitu berdasarkan pandangan dari sumber
data, bukan pandangan peneliti.
5.
Penelitian Kebijakan
Penelitian kebijakan adalah
suatu proses penelitian yang dilakukan pada, atau analisis terhadap
masalah-masalah sosial yang mendasar, sehingga temuannya dapat direkomendasikan
kepada pembuat keputusan untuk bertindak secara praktis dalam menyelesaikan
masalah.
6.
Penelitian Tindakan
Penelitian tindakan merupakan
penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan metode kerja yang paling efisien,
sehingga biaya produksi dapat ditekan dan produktifitas lembaga dapat
meningkat. Tujuan utama penelitian ini adalah mengubah: 1) situasi, 2) perilaku,
3) organisasi termasuk struktur mekanisme kerja, iklim kerja, dan pranata.
7.
Penelitian Pengembangan
Penelitian pengembangan
merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mengembangkan atau memvalidasi
produk-produk yang digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran. Selanjutnya
menurut Borg and Hall dalam Sugiyono (2007) menyatakan bahwa pada umumnya
penelitian pengembangan bersifat longitudianal (beberapa tahap). Untuk
penelitian analisis kebutuhan sehingga mampu dihasilkan produk yang bersifat
hipotetik sering digunakan metode penelitian dasar (basic research).
Selanjutnya untuk menguji produk yang masih bersifat hipotetik tersebut,
digunakan eksperimen, atau action research. Setelah produk teruji, maka dapat
diaplikasikan. Proses pengujian produk dengan eksperimen tersebut, dinamakan
penelitian terapan (applied research).
D. Menurut
tingkat Eksplanasi
Tingkat eksplanasi adalah
tingkat penjelasan. Jadi penelitian menurut tingkat eksplanasi adalah
penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti
serta hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain.
1.
Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif adalah
penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu
gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian
dilakukan (Suharsimi Arikunto, 2005 : 234). Penelitian ini bertujuan
menjelaskan fenomena dengan menggunakan angka-angka untuk mencandrakan
karakteristik individu atau kelompok. Penelitian deskriptif menilai sifat dari
kondisi-kondisi yang tampak. Tujuan penelitian dibatasi untuk
menggambarkan
karakteristik sesuatu sebagaimana adanya.
2.
Penelitian Komparatif
Penelitian komparatif adalah
suatu penelitian yang bersifat membandingkan. Variabelnya masih sama dengan
penelitian variabel mandiri tetapi untuk sampel yang lebih dari satu, atau
dalam waktu yang berbeda. Di dalam penelitian komparatif, peneliti melakukan
penyelidikan apakah terdapat perbedaan antara dua atau lebih kelompok terhadap
fenomena yang sedang dipelajai. Seperti dalam penelitian deskriptif, dalam
penelitian ini tidak ada manipulasi atau kontrol langsung terhadap hal yang
diteliti.
3.
Penelitian Asosiatif
Penelitian asosiatif merupakan
penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau
lebih. Dengan penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat
berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala.
E.
Menurut Kealamian Penelitian
1.
Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif adalah
penelitian yang berlandasakan pada filsafat positivisme, digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada
umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunkan instrumen
peneltitan, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk
menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
2.
Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif adalah
penelitian yang berlandasakan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk
meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen)
di mana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data
dilakukan secara purposive dan snowboll, teknik pengumpulan dengan triangulasi
(gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil peneltian
kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi. Metode penelitian
kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya
dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting); disebut juga sebagai
metode ethnographi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan
untuk penelitian bidang antropologi budaya; disebut sebagai metode
kualitatif, karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat
kualitatif.
(Sumber:
http://marsability.blogspot.co.id/2012/07/jenis-jenis-penelitian_04.html )
Penelitian Teknologi Informasi (Informatika)
Penelitian Teknologi Informasi
(TI) cukup berbeda dengan penelitian di bidang sosial kemasyarakatan. Umumnya
penelitian TI tidak mempunyai metodelogi yang jelas, tidak ada pembuatan
kuesioner, tidak ada pengolahan data dan hanya sedikit yang mencakup analisa
hasil. Penelitian di bidang TI, sepanjang yang pernah di amati, bisa mencakup
beberapa jenis penelitian termasuk:
1. Penelitian Murni TI:
Penelitian jenis ini merupakan penelitian yang berusaha
memecahkan permasalahan-permasalahan yang muncul terkait bidang TI dengan
mencari solusi-solusi yang bersifat fundamental. Umumnya penelitian ini banyak
berkecimpung mempelajari teori-teori yang ada untuk dapat mengembangkan
teori-teori fundamental terkait lainnya. Beberapa penelitian yang bisa termasuk
di dalam cakupan ini antara lain pengembangan:
- Metodologi pengembangan sistem informasi
- Metodologi pembuatan data warehouse
- Metode-metode data mining/soft-computing
- Konsep jaringan
- Metode searching
- Teori Optimasi
- Metode Pemilihan Variabel
- Sistem keamanan jaringan
- Metode enkripsi dekripsi
- Bahasa pemrograman
- Metode penyimpan data
- Metode pengolahan citra
- Metode pengenalan pola
2. Penelitian Terapan TI:
Penelitian terapan di bidang TI lebih mengacu pada penelitian yang memanfaatkan
teori atau metode, yang telah dikembangkan orang lain dalam cakupan penelitian
murni TI, di dalam pengembangan penelitian lanjutan. Beberapa penelitian yang
bisa dimasukkan di dalam cakupan penelitian ini antara lain pengembangan:
- Sistem kontrol berbasis soft-computing
- Hardware yang menerapkan metode penyimpanan data baru
- Metode analisa kedokteran berbasis soft-computing
- Penelitian yang membandingkan antara teori/metode
- Sistem operasi yang berbasis open source
- Sistem database dengan sistem indexing data baru
- Metode peningkatan efektifitas jaringan berbasis data mining
- Sistem pencarian dengan metode searching baru
- Word processing dengan metode spell checker baru
- Sistem database dengan metode penyimpan data baru
- Aplikasi pengolahan citra dengan metode pengolahan baru
- Aplikasi pemodelan data yang mengakomodasi metode baru
- Program-program (DLL atau JSP) untuk metode tertentu
- Bioinformatics dan Biomedik
- Penerapan Metode TI di Bidang Lain (Ekonomi, Sosial dll)
3. Penelitian Pengembangan Sistem:
Sistem yang dimaksud di sini merefer pada sistem yang dapat dipergunakan
langsung oleh pengguna seperti sistem informasi dan sistem jaringan. Penelitian
jenis ini umumnya berusaha menerapkan berbagai teori atau metode yang telah
dikembangkan baik dalam cakupan penelitian murni maupun penelitian terapan
seperti sistem database, bahasa pemrograman, konsep jaringan dan lain-lain.
Penelitian yang tercakup umumnya mencakup pengembangan sistem untuk tujuan
perorangan/komunitas tertentu seperti pengembangan:
- Sistem informasi keuangan
- Sistem pakar
- Sistem pendukung keputusan
- Sistem data warehouse
- Sistem digital library
- Sistem mobile dictionary
- Sistem jaringan berbasis open source
Dibandingkan dengan penelitian
murni dan terapan bidang TI, penelitian jenis ini sekarang ini kelihatannya
masih lebih banyak diminati oleh mahasiswa TI Indonesia dalam proses
penyelesaian kegiatan belajar mereka. Penelitian jenis ini juga sudah jelas
tata cara pelaksanaannya, karena metodologi pengembangan sistem umumnya sudah
pernah diusulkan dalam tahapan penelitian murni.
4. Penelitian Terkait Penggunaan
dan Manajemen TI: Belakangan ini, dengan berkembangnya penerapan TI di
masyarakat, keilmuan tentang efektivitas penggunaan dan keilmuan di bidang
manajemen TI juga semakin berkembang. Penelitian terkait dengan
keilmuan-keilmuan tersebut juga banyak dilakukan. Walaupun masih dalam ruang
lingkup TI, penelitian jenis ini mungkin lebih banyak dikaitkan dengan
penelitian bidang sosial kemasyarakatan, karena yang menjadi objek penelitian
biasanya adalah user/pengguna TI, administrator TI atau provider TI. Sehingga
kemungkinan untuk menerapkan metodologi penelitian seperti halnya penelitian di
bidang sosial kemasyarakatan sangat besar.
(Sumber:
Tentang KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia)
KKNI merupakan perwujudan mutu
dan jati diri bangsa Indonesia terkait dengan sistem pendidikan nasional,
sistem pelatihan kerja nasional dan sistem penilaian kesetaraan nasional, yang
dimiliki Indonesia untuk menghasilkan sumberdaya manusia dari capaian pembelajaran, yang dimiliki
setiap insan pekerja Indonesia dalam menciptakan hasil karya serta kontribusi
yang bermutu di bidang pekerjaannya masing-masing. Prinsip dasar yang
dikembangkan dalam KKNI adalah menilai unjuk kerja seseorang dalam aspek-aspek
keilmuan, keahlian dan keterampilan sesuai dengan capaian pembelajaran (learning outcomes) yang diperoleh melalui
proses pendidikan, pelatihan atau pengalaman yang telah dilampauinya, yang
setara dengan deskriptor kualifikasi untuk suatu jenjang tertentu. Terkait
dengan proses pendidikan, capaian pembelajaran merupakan hasil akhir atau
akumulasi proses peningkatan keilmuan, keahlian dan keterampilan seseorang yang
diperoleh melalui pendidikan formal, informal atau nonformal. Dalam arti yang
lebih luas, capaian pembelajaran juga diartikan sebagai hasil akhir dari suatu
proses peningkatan kompetensi atau karir seseorang selama bekerja. Pinsip dasar
ini sesuai dengan pendekatan yang dilakukan oleh negara-negara lain dalam
mengembangkan kerangka kualifikasi masing-masing.
Di dalam pengembangannya, jenjang-jenjang
kualifikasi pada KKNI merupakan jembatan untuk menyetarakan capaian
pembelajaran yang diperoleh melalui pendidikan formal, informal, dan nonformal
dengan kompetensi kerja yang dicapai di dunia kerja, melalui pelatihan berbasis
kompetensi (Competence Based Training = CBT) atau program peningkatan jenjang
karir. Secara konseptual, setiap jenjang kualifikasi dalam KKNI disusun oleh
enam parameter utama. Ke-enam parameter yang terkandung dalam masing-masing
jenjang disusun dalam bentuk deskripsi yang disebut Deskriptor Kualifikasi. Enam
parameter tersebut adalah sebagai berikut.
1. llmu
pengetahuan (science) dideskripsikan sebagai suatu sistem berbasis metodologi
ilmiah untuk membangun pengetahuan (knowledge) melalui hasil-hasil penelitian
di dalam suatu bidang pengetahuan (body of knowledge). Penelitian berkelanjutan
yang digunakan untuk membangun suatu ilmu pengetahuan harus didukung oleh rekam
data, observasi dan analisa yang terukur dan bertujuan untuk meningkatkan
pemahaman manusia terhadap gejala-gejala alam dan sosial.
2. Pengetahuan (knowledge)
dideskripsikan sebagai penguasaan teori dan keterampilan oleh seseorang pada
suatu bidang keahlian tertentu atau pemahaman tentang fakta dan informasi yang
diperoleh seseorang melalui pengalaman atau pendidikan untuk keperluan
tertentu.
3. Pemahaman (know-how)
dideskripsikan sebagai penguasaan teori dan keterampilan oleh seseorang pada
suatu bidang keahlian tertentu atau pemahaman tentang metodologi dan
keterampilan teknis yang diperoleh seseorang melalui pengalaman atau pendidikan
untuk keperluan tertentu.
4. Keterampilan (skill) dideskripsikan sebagai
kemampuan psikomotorik (termasuk manual dexterity dan penggunaan metode, bahan,
alat dan instrumen) yang dicapai melalui pelatihan yang terukur dilandasi oleh
pengetahuan (knowledge) atau pemahaman (know-how) yang dimiliki seseorang mampu
menghasilkan produk atau unjuk kerja yang dapat dinilai secara kualitatif
maupun kuantitatif.
5. Afeksi (Affection) dideskripsikan sebagai sikap (attitude)
sensitif seseorang terhadap aspek-aspek di sekitar kehidupannya baik
ditumbuhkan oleh karena proses
pembelajarannya maupun lingkungan kehidupan keluarga atau mayarakat secara
luas.
6. Kompetensi (competency) adalah akumulasi kemampuan
seseorang dalam melaksanakan suatu deskripsi kerja secara terukur melalui
asesmen yang terstruktur, mencakup aspek kemandirian dan tanggung jawab
individu pada bidang kerjanya.
(Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar